Di
era modern seperti sekarang ini peran media massa sudah merasuk
hampir ke setiap sendi-sendi kehidupan manusia, itu tidak dapat
dipungkiri, misalnya saja ketika anda sedang mengendarai mobil dan
mendengar radio yang mengabarkan tentang keadaan lalu lintas di
sekitar anda atau hanya sekedar lagu-lagu hits terkini, ketika pagi
hari anda sedang asyik duduk menikmati kopi maka membaca koran
redaksi Olaraga, Nasional, Internasional adalah sebagai pilihan yang
terasa nikmat, atau bahkan ketika anda selesai kerja melihat anak ,
suami, istri atau saudara yang sedang menonton TV dengan tema :
konflik antara Adi CS vs Eyang Subur, atau bahkan ketika dikala
santai sedang cengar-cengir karena melihat dan mendengar
kreatifitas seniman Indonesia yang menjadikan kemurkaan Arya Wiguna
sebagai bahan Rapp (lagu), belum lagi ketika mengakses
internet di komputer kesayangan anda. Dari aktifitas-aktifitas itu
apa yang yang dapat anda simpulkan?.. Iya, Benar ! kesimpulan
sederhana yang dapat disepakati adalah bahwa setiap hari saya, anda
dan semua orang tercinta kita, selalu disuguhi banyak informasi
tanpa atau dengan sedikit filter. Tapi tahukah anda bahwa informasi
yang disajikan di Media massa sering kali mendistorsi atau sengaja
didistorsi (memutar balikan) informasi. Untuk apa? Tentu ada motivasi
dibalik itu.
Prinsip
dasar Media Massa adalah berfungsi positif sebagai sarana
informasi dan keterbukaan, hiburan dan kontrol sosial. fungsi ini
sangatlah relefan dengan keadaan Indonesia yang menjunjung tinggi
demokrasi. Akan tetapi pada perkembangannya media massa bagaikan
pisau berkepala dua, jika pisau itu anda gunakan untuk keperluan
memasak atau membela diri maka pisau itu dapat dikatakan mewujudkan
fungsi positifnya akan tetapi ketika pisau itu dipakai untuk
menyakiti orang lain atau menyakiti diri sendiri maka pisau itu
telah mewujudkan fungsi negative, hal tersebut juga berlaku pada
media massa, ketika media massa memberikan informasi tidak secara
objektif dan mendidik, maka media massa tersebut telah menjalankan
fungsinya secara negatif,
dan itu sangat berbahaya sebab ketika media dijadikan alat propaganda
untuk kepentingan politik individu atau golongan tertentu atau hanya
sebagai alat komersial, maka informasi yang tersaji akan membunuh
“nama/harga diri” seseorang/golongan tertentu sebelum membunuh
orang/golongan tersebut, bayangkan ketika seseorang dikatakan
sebagai “koruptor” oleh media massa sebelum keputusan tetap
pengadilan (inkracht
van gewijsd ) maka stigma negatif akan melekat kepada orang tersebut
sebelum orang tersebut memang layak secara de yure untuk dikatakan
sebagai koruptor (berdasarkan keputusan peradilan), itu tak lagi
dapat dibayangkan ketika hal buruk tersebut menimpa anda atau orang
yang anda cintai. Belum lagi mengenai dunia perfilman/hiburan/lagu
yang acap kali kita mensuguhi film/hiburan/lagu yang secara kualitas
maupun nilai sosial sangat rendah, mialnya, Lihatlah FTV atau
sinetron yang sering kali berlatar pelajar, misalnya cerita seorang
anak SMA yang berambut gondrong dengan gaya hedonnya dengan tema umum
percintaan, atau film-film horor yang lebih menonjolkan ke sexyan
dari pada unsur horonya, belum lagi lagu-lagu tak bermutu dengan tema
dewasanya, dengan penayangan jam-jam umum. Apa yang kita rasakan
setelah melihat film/hiburan/lagu dengan mutu seperti itu ? Apakah
anda dengan bangga mengatakan bahwa “Itu adalah wujud keterbukaan
informasi”. Bukankah hanya informasi yang bermutu yang layak kita
konsumsi? Hal itu karena tidak dapat dipungkiri bahwa diera modern
ini dengan keahliannya mengontrol pikiran maka guru sekaligus musuh
terbaik/terbahaya adalah media massa.
Sebaliknya apabila media massa tersebut menjalankan fungsinya dengan memberi informasi yang obejktif dan mendidik maka media massa tersebut dapat dikatakan berfungsi secara positif. Dan anda patut bangga ketika melihat tayangan atau pemberitaan yang objektif dan mendidik, seperti apa? Dalam hal pemberitaan dikatakan objektif ketika suatu berita tersebut berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar, berimbang serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran, dan tentu yang mendidik.
Ahir
kata, Jaga keluarga anda dan orang tercinta anda terhadap pengaruh
media massa yang negatif, dan mari kita bersama mensuport peran
media massa dalam menjalankan fungsi positifnya, agar kembali ke ruhnya yaitu "media massa yang sehat".
Sumber
: Undan-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Sipp ... jangan gunakan media untuk berbuat yang tidak baik yah
ReplyDeleteWah ... bagus nih gan
ReplyDelete