---------------------------------------------------------------------------------------------
Di depan rumah Sakit kecil,terjailah perbincangan antara seorang dokter (jhon) dan seorang Buruh tani yang anaknya terkena musibah kecelakaan cukup berat,Singkatnya :
dr.john : “anak bapak membutuhkan Darah sekitar lima belas kantong,harus di penuhi,segera…! Sekarang!, sebab klo telat takutnya terjdi hal-hal yang tak di Inginkan,namun sejujurnya itu memerlukan cukup biaya.!”
pak asink : “Beres pak, saya mau meluncur ke PMI,Sekarang,Tenang pak,berapa pun akan saya bayar kok”
jika dilihat dari ilustrasi percakapan diatas tampak terlihat bahwa pak Asinkseperti seorang yang mampu secara finansal sehingga dia siap membayar berapapun untuk kepentingan kesehatan anaknya yang sedang menjalani perawatan karena kecelakaan tersebut,jika benar demikian permasalahan tak lama akan segera teratasi..! Namun, Benarkah pak asink sanggup atau mampu secara finansial membayar biaya perwawatan itu menginggat dia hanya seorang buruh tani yang umumnya pendapatannya tentu tak begitu besar??,Entahlah….!! satu hal yang pasti bahwa pak asink ingin berupaya menyelamatkan anaknya. Tapi tahukah pak Asink kalo biaya rumah sakit di negara tercinta Indonesia ini sangatlah mahal dan tidak berpihak pada rakyat,(khususnya rakyat kecil)..!!
Mahal....? iya,sangat mahal.(akan dijelaskan berikutnya,meski penulis yakin semua tahu itu :D)
Sebenarnya dalam nilai-nilai luhur di negara Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memiliki tingkat Sosial yang tinggi , telah termaktub nilai-nilai sosial yang sangatlah baik dalam berbagai bidan,(khususnya dalam pembahasan ini, yang berhubungan tentang kesehatan). Adapun nilai-nilai luhur itu tercermin pada Fundemental Norm yakni UUD 1945, mislanya dalam bidang kesehatan secara umum tersirat dalam pembukaan UUD 1945 :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Dan lebih spesifiknya dalam UUD 1945 Pasal 34 :
:“
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
(2) Negara mengembangkan sistem jaringan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
“
Dan lebih diperinci dalam undang –undang tentang kesehatan No. 36 Tahun 2009 (download disini)
Sejujurnya Departemen kesehatan tidak terlalu bermasalah dalam proses mensejahterahkan masyrakat dalam kesehatan (biaya,adsministrasi Dll) sebab hanya pengontrol dll,namun departemen pemerintah yang satu ini bisa dikatakan terlalu lunak terhadap KAPITALIS-KAPITALIS atau LINTAH DARAT di bidang kesehatan untuk tidak melaksanakan atau menyimpangi aturan yang “bersahabat” tentang kesehatan itu,sehingga ujung-ujungnya seperti yang sudah diduga,bahwa “orang tak punya duit gak boleh sakit”,apalagi orang-orang miskin. Apa benar demikian...? sedikit point dibawah ini sekaligus (
Pertama : seorang kawan dekat yang kecelakaan yang ahirnya meninggal dunia, akibat penangganannya di tangguh kan,dikarenakan beban adsministrasi..!! bukannya nyawa lebih penting..!! inilah Pelanggaran HAM berat yang masi di legalkan.
Kedua : seorang bayi mengalami demam berdarah, yang membutuhkan beberapa kantong darah,ahirnya diambilah di PMI, baru sadar klo perkantong Rp.200 ribu (katanya bukan biaya darahnya ,tapi lepas dari itu yang jelas tetap butuh mengeluarkan uang yang tak sedikit) harga Rp.200 Ribu tu Pun,karena rumah sakit Negri,gak tau lagi klo harga untuk Rumah sakit swasta (ada yang bisa ngebantu...?) itu belum lagi biaya rumah sakitnya.! Beruntung dalam kasus ini pihak korban para lintah darat ini masi tergolong orang yang cukup secara finansial,! Meski tentunya sangat keberatan dalam pembiayaannya,sekedar ilustrasi,anggaplah gaji standar minimum indonesia itu,1,5 jt,...!! atau dengan kata lain setara dengan 7,5 kantong darah,sedangkan banyak kalangan masyarakat dewasa penguna sepeda motor yang rentan kecelakaan,misalnya ketika terjadi kecelakaan dan membutuhkan7,5 kantong=1,5 jt,padahal untuk kasus kecelakaan yang lumayan parah biasanya membutuhkan lebih dari 10 kantong darah, jadi dengan biaya yang demikian itu bisakah dikatakan mensejahterahkan?,belum lagi biaya Rumah sakitnya yang tentunya juga begitu aduhai.adakah kawan yang mengalami hal-hal mirip seperti ini...?( bisa sharing disini)
Ketiga :bisa dibaca di diblog ini http://raja.blogdetik.com/2009/08/18/aku-terpuruk-di-rumah-sakit/ menceritakan begitu mahalnya kesehatan, beruntung orang kasus ini lagi-lagi mampu,namun apakah orang mampu juga tidak berhak mendapat pelayanan yang murah.? atau memang kesehatan murah sudah menjadi barang yang langkah di Indonesia tercintah ini.?
Keempat : bisa dibaca di blog ini http://www.badakdua.co.cc/2010/03/mahalnya-biaya-rumah-sakit.html menceritakan lagi-lagi mahalnya administrasi kesehatan. Beruntung, masalah administrasi dapat teratasi, berkat jiwa khas bersosial tinggi ala masyarakat Indonesia.
Dari keempat masalah diatas,itu hanya setitik dari ribuaan atau bahkan jutaan masalah kesehatan di Indonesia,dan mungkin teman-teman di sini dapat share,keluh,kesah serta kritik dan saran tentang pelaksanaan kesehatan di Indonesia yang tentunya tidak pro rakyat itu.
Mungkin itu saja unek-unek saya tentang buruknya pelaksanaan kesehatan di indonesia yang tampak bagai lintah darat yang tentunya tak pro rakyat ,atau dengan kata lain yang lebih halus,yaitu “kurang berhasilnya kinerja pelaksana kesehatan yang di beri wewenang undang-undang untuk peduli kesejahteraan kesehatan masyarakat Indonesia”.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lanjutan kisah pak asink (2 minggu setelah anaknya sembuh total).
Pak asink : syukurlah biaya penyembuhan dan berobatmu sudah teratasi..!!
Anak : Tapi pak,Bagimana dengan urusan Utang kita yang menumpuk di Rentnir seblah pasar itu..!
Pak Asink : hmmm..!!! (dengan penuh beban) sudahlah...
-------------------------------------beberapa bulan kemudian-------------------------------
Indonesia Post :
Purwodadi, Seorang remaja telah di tembak Mati polisi karena mencoba kabur ketika ketangkap tangan oleh warga saat merampok salah satu Bank di dekat pasar terwelu,setelah diselidiki dari pengakuan ayahnya terungkap motif perampokan adalah untuk membayar utang keluarga.”saya tidak menyangka anak sebaik dia merampok,bahkan untuk mengambil barang orang saja kayaknya tidak mungkin “ kata tetangga .
---------------------------------------------CMIIW---------------------------------------------
THE END
Yupp , sehat itu memang mahal harganya ..
ReplyDeleteoleh karena itu sanyangi dan jaga selalu kesehatan tubuh kita
Bukan hanya mahal ... tetapi sehat itu indah , hiihihiih
ReplyDeleteMahal dan indah ya :D
DeleteCoba baca juga nih Keuntungan Menggunakan Pinjaman Online
ReplyDelete