Dengan Gembar-gembor Tujuan "MULIA" untuk membela Sipil di Libya "sekutu" dengan serangan udaranya membom bardir salah satu negri penghasil munyak di Afrika itu,tentu atas dasar tujuan mulia kita perlu mendukung Serangan itu...? tapi apa benar tujuannya "mulia',...? ini tidak perlu dijawab karena memang bukan membahas topik itu.
yang jadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah, apakah dalam Internal libya itu terjadi penindasan terhadap Demonstran sehingga melegitimasi misi mulia sekutu, atau Terjadi pembrontakan sehingga terjadi perang Saudara. Hal itu bisa terjawab jika kita mampu mendefinisikan mengenai "PEMBERONTAK" dan " DEMONSTRAN".
Sederhananya Demonstran adalah sekelompok orang yang mengaspirasikan suaranya dengan harapan terjadinya perubahan,tentunya dengan cara-cara yang legal, Sedangkan Pembrontak adalah sekelompok orang yang menyuarakan aspirasinya dengan harapan adanya perubahan,tentunya dengan cara-cara yang ilegal. Hal mendasar yang paling membedakan antara pemberotakan dan demonstran adalah cara penyampaian aspirasinyanya, Demonstran cenderung dengan cara orasi dan sejenisnya sedangkan Pemberontak cenderung menyuarakan aspirasinya dengan mengunakan Senjata dan sejenisnya (konflik ,dll).
Dari paragraf diatas bisa dismpulkan bahwa yang terjadi di libya adalah cenderung ke arah Pembrontakan bukan Demonstrsi, Jadi penangannnyapun berbeda, Demonstran jelas Hak-haknya di lindungi Oleh Hukun sedangkan untuk Pembrontak TIDAK,bahkan CCPR (semacam undang-undang ham Internasioanl,memberi ruang terhadap pemerintah untuk bertindak tegas) dan itu yang tampak dilakukan Rezim Khadafi.(mungkin pemerintahan lain juga akan melakukan hal yang sama? atau menyerah).
Terlepas baik atau buruknya motif yang menyebabkan pembrontakan Terjadi,namun satu hal yang pasti bahwa dalam konsep pemerintahan manapun tentu akan Melawan dengan keras suatu bentuk apapun yang namanya Pembrontakan, meski dalam kasus Libya kita sering melihat dari Media-media Mainstream bahwa Pembrontak sebagai yang terdhalimi(yang pantas dibela) atas rezim Khadafi yang katanya Ditaktor dan korup itu.sehingga dari perang saudara itu munculah resolusi dewan PBB yang pada ahirnya sebagai alat untuk melegitimasi negara-negara sekutu untuk menginvasi Libya untuk mendukung atau memuluskan langkah pembrontakan.
Sampai disini pihak Sekutu masi terlihat Kemuliaannya akan upaya membantu Pembrontak Sipil yang dianngap tertindas itu, namun seiring berjalannya waktu gaya khas lama sekutu dengan standar gandanya mulai tercium kembali hal itu tampak ketika Bahrin dilanda konflik Serupa (gejolak massa) seperti di Libya namun dibahrain ini lebih tepat disebut demosntran karena dalam orasinya tidak mengunakan senjata, namun Demonstrasi yang biasanya legal atau bisa dikatakan lebih baik dari pembrontakan itu justru ditindas, anehnya dunia Internasional yang seakan diwakili Sekutu tidak menunjukan tajihnya bahkan terkesan pura-pura tidak tahu,ekstrimnya Negara kerajaan tetangganya seperti Saudi Arabi justru membantu rezim Khalifa untuk menumpas Demonstran, tanpa terdengar suara mulia sekutu untuk melindungi warga sipil seperti yang telah dikumandangaknya di Libya! Sekutu mana suara Mulia mu?
Apakah ini standar ganda ? itu sudah biasa......!
-
Teringat jawaban seorang Teman : itu bukan Standar ganda kawan hanya Pendekatan yang berbeda...(hahahaha....:D)
-
Tapi Apakah pendekatan yang berbeda dalam kasus yang sama tidak dapat dikatakan standar ganda?
ah itu Rahasia..!
-
Bagaimana menurut anda...?
No comments:
Post a Comment