Sumber gambar, www.indhie.com |
Kunjungan Guruh Soekarnoputra, putra bungsu mantan Presiden Soekarno, ke Museum Josip Broz Tito, mantan Presiden Yugoslavia di Beograd, Serbia, Rabu (26/2/2014) mengingatkan kita pada bagaimana perjuangan Indonesia dan Yugoslavia serta negara berkembang lainya pada tahun 1979 untuk membentuk sebuah gerakan penting guna menciptakan dunia yang lebih beradab, Gerakan itu poluer dengan sebutan gerakan Non Blok.
Gerakan Non-Blok (GNB) yang dalam bahasa Inggris disebut Non-Aligned Movement/NAM) lahir dari deklarasi Havana opleh negara-negara berkembang pada tahun 1979, Deklarasi itu GNB menyatakan sebagai organisasi Internasional yang tidak berpihak kepada blok-blok dari kekuatan besar manapun. selain itu gerakan ini juga konsen pada perjuangan dalam menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid.
Di satu sisi GNB lahir untuk menyikapi semakin rentanya perang antara Blok Barat yang dinamakan NATO (Nort Atlantik Organization) yang didalamnya terdapat negara-negara seperti Amerika, Inggris, Belanda, Jerman Barat, Perancis dan Selandia Baru. Yang Berkonflik melawan Blok Timur atau pakta Warsawa (sekarang telah bubar) yang didalamnya terdapat Uni Sovyet, Ceko Slovekia, Honggaria,Jerman Timur, Polandia, Rumania.
Dari beberapa pemimpin negara berkembang yang mempelopori lahirnya GNB salah satunya adalah proklamator tercinta kita yaitu Soekarno, adapun beberapa tokoh pelopor lainnya antara lain Josip Broz Tito dari Yugoslavia, Gamal Abdul Nasir dari Mesir,Pandit Jawaharlal Nehru dari India Kwame Nkrumah dari Ghana.
Tujuan GNB anatara lain :
1. Mengalang persatuan dan kerja sama dalam bidang, ekonomi sosial dan budaya
2. Mengupayakan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa agar tidak terjadi perang antar blok\
3. Membantu bangsa-bangsa terjajah memperoleh kemerdekaan melalui jalan damai
Ahir kata, Selamat berbangga dengan Indonesia yang dalam sejarahnya memiliki sikap tegas melawan segala bentuk kekuatan yang tidak sesuai dengan nilai bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment