Cari Yang Lain :

04 July 2013

Kudeta Mesir Gerbang Menuju Tirani baru

------------------- SHARE --------------------
-------------------------------------------------



Rabu malam (3/7/2013) menjadi hari bersejarah bagi bangsa Mesir diimana pemimpin militer Jenderal Abdel Fattah Al Sisi mengkudeta presiden pertama (Muhammad Mursi) yang dipilih secara demokratis, dan  menunjuk  Ketua Mahkamah Agung Mesir menjadi pemimpin sementara(baca). Dalam pernyataan (dikrit) militer itu menjelaskan 12 point (Baca) yang dijadikan dasar legitimasi untuk mengkudeta presiden terpilih Mesir. Selain itu Militer juga menjatuhkan larangan berpergian ke luar negeri bagi Presiden Muhammad Mursi dan sejumlah pemimpin senior Ikhwanul Muslimin dengan alasan keterlibatan mereka dalam sebuah pembobolan penjara pada 2011(baca). Pada momen yang sama Presiden Mursi  dengan pengawalnya diduga dikenakan tahanan rumah di salah satu klub milik pejabat Garda Republik, Informasi ini disampaikan Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, melalui akun Twitternya (baca).  Selain itu pihak militer juga mengkuasai stasiun televisi pemerintah (baca) sehingga informasi yang terkait dengan kudeta dibawa kontrol  penuh militer. Sebelum membahas lebih jauh tentang kudeta di Mesir, perlu diketahui apa arti kudeta itu sendiri?


Kudeta adalah istilah politik perebutan kekuasaan secara inkonstitusional, Tidak ada pembenaran secara hukum terhadap kudeta,   jika ditinjau dari sudut pandang hukum kudeta dapat disama artikan dengan makar, dan tentu disetiap negara punya sanksi tegas terhadap tindakan makar karena kejahatan makar dapat dikataogrikan sebagai tindakan mengancam keamanan negara. Dalam konteks negara demokrasi tindakan kuedeta berarti penghianatan terhadap aspirasi rakyat sebab dalam negara demokrasi Presiden (pemerintahan) dipilih langsung oleh rakyat. Sehingga kudeta terhadap pemimpin negara demokrasi berarti  menghianati aspirasi rakyat itu sendiri, oleh sebab itu kecenderungan dari sebuah kudeta adalah terbentuknya pemerintahan  Tirani.

Dalam konteks kudeta oleh militer Mesir yang didasari alasan tuntutan oposisi bukan tanpa perlawanan, pendukung Presiden Mursi  mengecam dan melakukan tindakan perlawanan sehingga terjadi bentrok yang menelan jiwa (baca) dan pemandangan serupa akan terus terasa pasca kudeta sebab memang secara de facto presiden Mursi memang memenangkan pemilihan umum yang berlangsung secara demokratis yang artinya pemerintahan terbentuk atas dukungan lebih dari 50% suara masyarakat sehingga atas dasar itu pasca kudeta ini akan rentan terjadi konflik berdarah yang lebih menghawatirkan antara kelompok oposisi yang dibantu oleh militer dengan mayoritas masyrakat pemilih yang merasa hak konstitusionalnya dizhalimi dan khususnya klompok Ikhwanul Muslimin yang loyal kepada presiden  Mursi.

Keadaan seperti itu rentan menjadi tragedi kemanusiaan, sejarah  mecatat banyak manusia terbunuh karena mempertahankan kekuasaan atas dasar kebenaran sesuai subjekfitasnya, apakah Mesir akan menjadi sejarah berikutnya? Apakah nasib presiden Mursi seperti raja Idris (Libya)  yang harus rela terguling  dari singasana kekuasaannya oleh Kolonel Khadafi ? atau sebaliknya dengan dukungan rakyat Presiden Mursi berhasil memulihkan hak konstitusionalnya seperti yang terjadi pada kudeta yang terjadi di Venezuela kepada Alm. Hugo Chavez,?

Biarkan sejarah mencorat coret dan menceritahkan detik demi detik lika-liku perjalanan Mesir pasca kudeta.



No comments:

Post a Comment

-

Related Posts with Thumbnails