Cari Yang Lain :

15 July 2014

Gazacaust : Israel Jangan Lupakan Sejarah !

------------------- SHARE --------------------
-------------------------------------------------

Jika pembantaian terhadap manusia dapat dibenarkan, maka orang yang paling bersyukur pastilah Hitler, karena menurut sejarah hitler lah orang yang dengan tega dan bangganya mengarsiteki pembunuhan Jews (Yahudi) pada perang dunia II, dengan salah satu alasan rasis bahwa jerman Uber Alles ( bangsa unggulan) dari ras Arya yang merasa telah di khianati Jews. Sehingga  menurutnya pembantaian  Jews tak dapat dihindarkan. Salah satu peristiwa mengerikan  mengenai pembantaian Jews  oleh Nazi Jerman dewasa ini populer dengan sebutan “holocaust”.


Perang Dunia telah berahir dengan kemenangan Uni Soviet dan Sekutu, Hitler diduga Bunuh diri dengan membakar dirinya bersama seorang wanita cantik kecintaannya yang baru sehari dinikahi, Eva Braun ! sementara para jendral dan perwira-perwira rezim fasis Nazi diadili di pengadilan Nuremberg. 
Runtuhnya dinasti fasis Rich ke III Nazi Jerman pada perang dunia ke –II diharapkan mampu menjadi titik balik untuk dunia yang lebih ber-prikemanusiaan.
 Disisi lain Jews yang senter menjadi korban kebijakan rasis Nazi, banyak melakukan Migrasi ke berbagai belahan dunia antara lain  di Amerika Serikat dan Palestina.

Puluhan tahun telah berlalu kini Jews tidak lagi diburu seperti binatang, namun ironis orang-orang dari bangsa yang paling berpengalaman dalam penderitaan ini kini justru  menciptakan penderitaan terhadap bangsa lain, Gaza dijadikan Penjara kota yang terisolasi. Namun pada perkembangan terbarunya gaza bukan lagi  hanya terisolasi, tapi juga sebagai jagal pembantaian. Kini, gaza seakan menjadi tempat yang paling ideal untuk mencoba dan memamerkan  rudal-rudal cangih Zionis Israel yang telah memakan banyak korban sipil.
 menjadu lebih miris ketika bombardir ke Gaza itu disikapi oleh beberapa masyarakat jews layaknya pertujukan kembang api, wajar saja karena sikap orang-orang jews sekarang ini tidak merasakan bagaimana menderitanya pembantaian ketika Nazi melakukan hal yang sama terhadap kaumnya.

Tentu pembantaian israel  ke Gaza itu bukanlah tak berdasar, mereka ingin menghabisi militan di Gaza yang dianggap menjadi parasit terhadap Israel, meskipun justru korban di Gaza mayoritasnya  adalah anak-anak dan perempuan sipil tak berdosa. Namun secara logis alasan atas pembantaian tersebut tidak dapat dibenarkan sebab karena selain bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, juga identik dengan perlakuan Hitler  yang mengarsiteki pembantaian jews pada Perang Dunia II.

maka jika tetap pada keyakinan terhadap pembantaian di Gaza maka Zionis Israel sepakat atas perlakuan keji hitler terhadap bangsanya. hanya saja ini adalah Gazacaust:D

01 April 2014

Ironi Demokrasi Mesir

------------------- SHARE --------------------
-------------------------------------------------
Mesir mungkin menjadi contoh yang paling nyata dari keroposnya system Demokrasi dunia, hal itu bisa dilihat  dan dirasakan pasca revolusi yang mengakibatkan  jatuhnya rezim militer, Hosni Mubarok.. Pemilihan Presiden pasca revolusi yang  pada saat itu  dimenangkan oleh Muhammad Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin  tidak berlangsung lama sebab satu tahun setelah  berhasil menjuarai  pemilu dan menjadi Presiden pertama yang terpelih secara demokratis   ahirnya Presiden dari Ikhwanul Muslimin itu di rampas kekuasaannya oleh rezim militer.
Secara politik , dikudetanya  Presiden terpilih dari Ikhwanul Muslimin itu disebabkan dua hal mendasar, yang pertama yaitu karena pemenangnya adalah dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang notabane  sejak awal dibenci  dan sangat tidak diharakan oleh Militer yang masih relative kuat pada saat itu dan juga oleh dunia Internasional  dari Negara-negara yang sebelumnya diuntungkan oleh kepemimpinan Hosni Mubarok.

01 March 2014

Mengenang Kembali Lahirnya Gerakan Non Blok

------------------- SHARE --------------------
-------------------------------------------------
Sumber gambar, www.indhie.com
Sumber gambar, www.indhie.com

Kunjungan Guruh Soekarnoputra, putra bungsu mantan Presiden Soekarno, ke Museum Josip Broz Tito, mantan Presiden Yugoslavia di Beograd, Serbia, Rabu (26/2/2014) mengingatkan kita pada bagaimana perjuangan Indonesia dan Yugoslavia serta negara berkembang lainya pada tahun 1979 untuk membentuk sebuah gerakan penting guna menciptakan dunia yang lebih beradab, Gerakan itu poluer dengan sebutan gerakan Non Blok.

Gerakan Non-Blok (GNB) yang dalam bahasa Inggris disebut Non-Aligned Movement/NAM) lahir dari deklarasi Havana opleh negara-negara berkembang pada tahun 1979, Deklarasi itu GNB menyatakan sebagai organisasi Internasional yang tidak berpihak kepada blok-blok dari kekuatan besar manapun. selain itu gerakan ini juga konsen pada perjuangan dalam menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid.

-

Related Posts with Thumbnails