Cari Yang Lain :

27 March 2013

Suriah: Antara Toleransi Melawan "Hantu" Perang Saudara

------------------- SHARE --------------------
-------------------------------------------------


Tidak ada yang menang dalam perang, itulah kata yang paling pantas di ungkapkan  ketika menanggapi  perang saudara di Suriah, bagaimana tidak? sama seperti perang-perang dibelahan bumi lainnya perang saudara di Suriah ini sudah menelan korban jiwa ratusan ribu orang meninggal, dalam konflik itu banyak  wanita mendadak menjadi janda, laki-laki menjadi duda, anak-anak menjadi yatim piatu. Celaka nya kesemua mahluk hidup yang terlibat  dalam pembantaian itu adalah 'manusia' yang seharusnya  dengan pikirannya  bisa  menciptakan kebaikan-kebaikan  dan kedamaian bukan  justru perperangan yang  katanya hanya disebabkan perbedaan latar belakang. 

Meskipun demikan jika di telaah lebih lanjut  perbedaan latar belakang  hakikatnya bukanlah masalah  utama dalam perang saudara di Suriah ini, hal itu dapat dipahami menginggat bahwasannya jauh sebelum pecahnya perang saudarah yang terjadi,  masyarakat Suriah telah lama hidup dengan tingkat kompleksitas yang beragam dengan menjunjung tinggi toleransi atas keanekaragaman latar belakang yang ada,  sehingga atas dasar itu alasan perbedaan latar belakang  dalam pecahnya konflik Suriah itu tak lagi relevan dengan sejarah  panjang kerukunan masyarakat  di Suriah.



Dalam perkembangannya wafatnya ulama besar Syeikh Ramadhan al-Buty  dalam sebuah serangan bom bunuh diri di Masjid Iman, Damaskus, Kamis (21/3) beserta 42 muridnya yang gugur, sebagai wujud terkikisnya tolerasi di Suriah,(untuk mengetahui sepak terjang Al-Buty dalam hal keagamaan "KLIK") aksi terkutuk itu dikecam sebagai provokasi  terhadap kerukunan umat, sebab bagaimana pun tidak dapat dibenarkan menyerang  terhadap tempat ibadah yang tidak digunakan sebagai basis militer, selain itu ulama besar  ahli sunnah  yang asli Suriah tersebut  bisa dikatakan sebagai  simbol tokoh  masyarakat yang pro-pemerintah Bashar Al Assad.

Dari fakta yang dikemukakan  diatas yakni  kuatnya budaya toleransi  masyarakat  Suriah dan  dukungan tokoh sekaliber Syeikh Ramadhan al-Buty terhadap pemerintah Suriah maka dapat disimpulkan bahwa perang saudara di suriah bukanlah disebabkan karena perbedaan latar belakang, akan tetapi lebih kepermasalahan lainnya, apakah itu? ke otoriteran rezim Al-Assad kah ! atau konspirasi global untuk menjatuhkan rezim Suriah, seperti yang di khawatirkan Assad !   entah lah....

Ahir kata, semoga perang saudara segera berahir dan masyarakat Suriah kembali bisa hidup berdampingan , Amin !

No comments:

Post a Comment

-

Related Posts with Thumbnails